PALANGKA RAYA, beritaborneo24.com – Menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1946, warga Hindu di Kota Palangka Raya menggelar prosesi Melasti.
Prosesi yang dilaksanakan di dermaga tugu Soekarno, Kota Palangka Raya ini menarik perhatian banyak warga yang menyaksikan kemeriahan dan kesakralan acara tersebut.
Dengan penuh khidmat, umat Hindu memadati dermaga sambil membawa berbagai perlengkapan upacara untuk persembahyangan. Di antaranya berupa sesaji, bunga, dupa, dan persembahan lainnya sebagai bentuk penghormatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Putu Anggraini, salah seorang warga yang mengikuti prosesi ini mengatakan Melasti merupakan tradisi penyucian diri yang dilaksanakan dalam satu tahun sekali menyambut Hari Nyepi tahun baru Saka.
“Upacara Melasti dilaksanakan sebelum Hari Raya Nyepi tahun baru Saka. Ritual ibadah ini dilaksanakan di Pura yang berdekatan dengan sumber air kehidupan seperti laut, danau, atau sungai,” ucapnya.
Selama prosesi, para warga mengikuti ritual yang mengharuskan mereka membersihkan diri secara spiritual dan fisik dengan melaksanakan persembahyangan bersama yang dipimpin Pinandita.
Sementara itu ketua Suka Duka Kota Palangka Raya, I Ketut Pardiasa menuturkan pelaksanaan Melasti tahun ini hampir sama dengan pelaksanaan pada tahun sebelumnya yang dilaksanakan di dermaga tugu Soekarno.
Yang membedakan jumlah warga yang mengikuti pada tahun ini lebih banyak dan tidak adanya arakan Ogoh-ogoh seperti tahun lalu namun tidak mengurangi makna prosesi puncak perayaan menyambut Hari Raya Nyepi.
Pada acara ini, terlihat kebersamaan dan kerukunan antarumat beragama di Kota Palangka Raya. Meskipun prosesi Melasti adalah bagian dari tradisi Hindu, tetapi umat dari berbagai agama turut menghormati dan mendukung kegiatan tersebut sebagai bagian dari keragaman budaya yang ada.
Beberapa pihak keamanan yang terdiri dari anggota TNI, Polri dan relawan setempat pun memberikan dukungan penuh terhadap acara ini dengan menjaga keamanan dan kelancaran jalannya prosesi Melasti. (im/red)